Minggu, 17 Oktober 2010

Etika Dalam Menuntut Ilmu

Etika Menuntut Ilmu

Ketahuilah bahwa kewajiban setiap muslim laki-laki dan perempuan bukanlah menuntut ilmu. Tetapi ia diwajibkan mempelajari ilmu yang akan dilakukan, yaitu ilmu Ushuluddin dan Ilmu Fiqih, yanh ada hubungannya dengan ahwal manusia. Seperti kufur, iman, zakat, puasa, haji dan sebaginya. Sebagaiman adikatakan :” Ilmu yang lebih utama adalah ilmu yang akan diamalkan, dan amal uang lebih utama adalah memelihara perbuatan (dari sia-sia dan kerusakan).”
Setiap muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang berhubungan dengan kewajiban sehari-harinya dalam kondisi apapun. Karena orang Islam diwajibkan shalat, maka ia diwajibkan mengetahui ilmu yang berhubungn dengan shalat, agar ia dapat menunaikan kewajiban itu secara sempurna.
Demikian pula bagi muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang menghantarkan menunaikan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya. Maka melakukan perantara untuk memenuhi kewajiban hukumnya wajib. Demikian pula untuk mengetahuui kefardluan dan kewajiban adalah kewajiban.
Demikian pula wajibnya mengetahui masalah pasa dan zakat jika ia telah memiliki harta sebagai syarat untuk zakat, kemudian kewajiban haji bila telah memenuhi syarat, dan wajib mempelajari ilmu muamalat tentang jual beli jika ia sebagai pedagang. Syekh Muahammad bin Hasan ditanya :” Menagapa engkau tidak menagarang kitab tentang zuhud?” Beliau menjawab:” Aku telah mengarang kitab tentang jual beli”. Maksudnya, yamg dinamakan Zuhud adalah seorang yang menjaga diri dari perkara-perkara syubhat (tidak jelas status hukumnya) dan hal-hal yang makruh di dalam berdagang.
Demikian pula bagi nsetiap nmuslim diwajibkan mempelajari ilmu bermasyarakat dan teori-teori dalam bekerja. Sebab siapa yang akan melakukan suatu pekerjaan, maka ia diwajibkan mengetahui ilmunya dan memelihara diri dari larangan agama.
Setiap muslim juga diwajibkan mengetahui ihwal hatinya untuk bertawakkal, kembali dan takut kepada Allah serta rela akan hukum –hukumNya dan ketetapanNya. Karena hal itu akan terjadi dalam segala keadaan.
Adapun kemuliaan ilmu siapapun tidak akan menyangsikannya. Sebab ia merupakan sifat pemberian Alaah yang diberikan khusus bagi umat manusia. Krena sifat-sifat selain ilmu, baik manusia maupun seluruh binatang juga sama memiliki. Seperti sifat pemberani, kuat, sosial, giat dan sebagainya.Dengan ilmu, Allah menampakan ketinggian derajat Nabi Adam as. Melebihi derajat para malaikat, sehingga para malaikat diperintahkan bersujud menghormati kepada Adam. Keutamaan ilmu hanya karena ia sebagai perantara bertakwa yang menyebabkan seseorang berhak mendapatkan kemulian disisi Allah saw. Dan kebahagiaan yang abadi, sebagaiman Syekh Muhammad bin Hasan bin Abdillah menjelaskan dengan syair :
“Belajarlah, karena itu sebagai hiasan bagi ahlinya ,merupakan kelebihan dan tanda segala perbuatan terpuji’.
“Jadilah kamu seorang yang memperoleh faidah menambah ilmu setiap hari, dan berenanglah kamu dengan lautan faidah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar